Hemmm lain dulu lain sekarang. :)
Itulah sebuah kalimat yang bisa keluar ketika saya mengamati uang saku sekolah zaman dulu dan zaman Now. "anakmu akan tumbuh pada zaman yang berbeda denganmu" kalimat tersebut memang benar - benar terjadi.
Jika dulu uang saku waktu SD cukup 200 rupiah sekarang harus 5000. Luar biasa tentunya bahkan itupun masih kurang.
Namun ada hal yang menarik untuk kita amati. Sedikit saya konversi uang tersebut kepada sesuatu yang bisa di beli salah satunya adalah bubur.
Hal menarik adalah jika dulu 200 rupiah bisa digunakan untuk beli bubur maka sekarang bumbunya saja tidak bisa beli 200 rupiah.
Bahkan 1 mangkok bubur hari ini tidak ada yg harganya 5 ribu rupiah.
Namun hal menarik lainnya akan muncul. Jika di konversi ke harga bubur, maka uang saku saya dulu dengan uang saku anak saya sekarang masih tinggi uang saku saya zaman dulu. Luarbiasa bukan.
Hal lain yang bisa saya ingat uang saku 200 zaman dulu jika tidak membeli bubur, maka bisa membeli pentol goreng campur telor puyuh. Lumayan untuk sarapan pagi.
Saat ini paling tidak satu tusuk pentol goreng seribu rupiah dan pasti akan membeli lebih dari satu tusuk. Paling tidak dua tusuk atau 2 ribu rupiah.
Ada hal menarik lainnya jika kita bandingkan harga pentol goreng dengan bubur zaman dulu dan zaman sekarang sebagai acuan.
Jika dulu 200 rupiah bisa 4 tusuk dan sekarang jika perbandingannya tadi ke bubur yang bisa di beli dengan dua ratus rupiah dan sekarang 5 ribu saja tidak bisa, maka dengan uang 5 ribu saat ini bisa membeli pentol goreng 5 tusuk.
Artinya harga pentol goreng lebih stabil di banding bubur.
nah itulah sekilas tentang uang saku yang bisa saya amati.
Sekian terimakasih
Penting ga ya.? hahahha........
Itulah sebuah kalimat yang bisa keluar ketika saya mengamati uang saku sekolah zaman dulu dan zaman Now. "anakmu akan tumbuh pada zaman yang berbeda denganmu" kalimat tersebut memang benar - benar terjadi.
Jika dulu uang saku waktu SD cukup 200 rupiah sekarang harus 5000. Luar biasa tentunya bahkan itupun masih kurang.
Namun ada hal yang menarik untuk kita amati. Sedikit saya konversi uang tersebut kepada sesuatu yang bisa di beli salah satunya adalah bubur.
Hal menarik adalah jika dulu 200 rupiah bisa digunakan untuk beli bubur maka sekarang bumbunya saja tidak bisa beli 200 rupiah.
Bahkan 1 mangkok bubur hari ini tidak ada yg harganya 5 ribu rupiah.
Namun hal menarik lainnya akan muncul. Jika di konversi ke harga bubur, maka uang saku saya dulu dengan uang saku anak saya sekarang masih tinggi uang saku saya zaman dulu. Luarbiasa bukan.
Hal lain yang bisa saya ingat uang saku 200 zaman dulu jika tidak membeli bubur, maka bisa membeli pentol goreng campur telor puyuh. Lumayan untuk sarapan pagi.
Saat ini paling tidak satu tusuk pentol goreng seribu rupiah dan pasti akan membeli lebih dari satu tusuk. Paling tidak dua tusuk atau 2 ribu rupiah.
Ada hal menarik lainnya jika kita bandingkan harga pentol goreng dengan bubur zaman dulu dan zaman sekarang sebagai acuan.
Jika dulu 200 rupiah bisa 4 tusuk dan sekarang jika perbandingannya tadi ke bubur yang bisa di beli dengan dua ratus rupiah dan sekarang 5 ribu saja tidak bisa, maka dengan uang 5 ribu saat ini bisa membeli pentol goreng 5 tusuk.
Artinya harga pentol goreng lebih stabil di banding bubur.
nah itulah sekilas tentang uang saku yang bisa saya amati.
Sekian terimakasih
Penting ga ya.? hahahha........
saya sampai smp masih 100 rupiah bang uang koin , nanti sma bari bahwa 500 rupiah
BalasHapuswah berarti lebih hebat lagi itu. 100 rupiah sekarang uangnya saja susah di cari
Hapus