Musin rambutan mungkin hanya tinggal menghitung minggu saja. Rambutan - rambutan jenis super mungkin sudah mulai hilang dari pasaran dan tertinggal rambutan bisa dibilang jenis nomor dua.
Nah pada musim rambutan ini kebetulan rambutan dibelakang rumah tidak begitu berbuah karena efek tanah yang mulai tidak mendukung sehingga yang menghasilkan buah hanya ada satu pahon saja pada satu cabang dahan itupun tinggi sekali dan tidak bisa di ambil karena saya tidak bisa naik pohon. hehehe....
Namun demikian ternyata ada saja kesempatan memetik buah rambutan yang manis dan tidak tinggi.
Begini kisahnya.
Kebetulan kita mampir makan disebuah tempat makan yang cukup populer didaerah kami, yaitu angkringan.
Seperti judulnya saya tidak ingin bebicara tantang tempat makannya tapi saya ingin mengulas tentang memetik buah rambutan di tempat makan.
Loh apa hubungannya.... tempat makan dan memetik buah rambutan...
Jadi pada salah satu siang agak sore dikit yang lapar, kami berhenti untuk makan. Kebetulan tempat makan tersebut di sampingnya banyak pohon. Ada pohon rambutan yang sedang berbuah dan sangat jelas sekali waktunya panen dan pohon lengkeng yang sedang berbunga.
Tampak rambutannya tidak ada yang memetik padahal sudah terlihat merah semua. Kita - kita nih yang sedang mau makan jadi penasaran. Bisa ga ya kalo kita metik rambutan tersebut. Kalo perlu beli saja, bukan pengen banget rambutannya sih tapi gereget pengen memetiknya.
Saat berdiskusi tersebut itu datanglah salah satu karyawan tempat makan tersebut menghampiri kami menanyakan pesanan. Setelah memesan makanan dan minuman, tanpa malu langsung saja kita - kita bilang:" Mas - mas boleh ga kita memetik rambutannya." Untung saja karyawan tersebut bilang " Boleh silahkan saja."
Tanpa banyak basa basi apalagi meeting bulanan, kami langsung saja menuju pohon - pohon rambutan tersebut dan memetiknya.
Saat meu memetik terlihat sang tuan yang punya rambutan. Kamipun minta ijin kembali, alhamdulillhnya mempersilahkan kami memetiknya. Memang tidak banyak yang akan kami petik, sekedar menghilangkan gereget ingin memetik dan mencicipinya saja. Tau dirilah kita juga ga mungkin bawa karung. wkwkwkwk.....
Setelah memetik dan mencicipi dari beberapa pohon dan tidak lupa kamipun membawa sebagiannya ke meja makan buat cuci mulut. Lumayan gratis. wkwkwk.
Nah itulah kisah kali ini. Tapi saya bingung juga. Entah apa alasannya orang lain harus baca cerita ini. hehehe
Entalah......
Namanya juga catatan bebas aja.
Nah pada musim rambutan ini kebetulan rambutan dibelakang rumah tidak begitu berbuah karena efek tanah yang mulai tidak mendukung sehingga yang menghasilkan buah hanya ada satu pahon saja pada satu cabang dahan itupun tinggi sekali dan tidak bisa di ambil karena saya tidak bisa naik pohon. hehehe....
Namun demikian ternyata ada saja kesempatan memetik buah rambutan yang manis dan tidak tinggi.
Begini kisahnya.
Kebetulan kita mampir makan disebuah tempat makan yang cukup populer didaerah kami, yaitu angkringan.
Seperti judulnya saya tidak ingin bebicara tantang tempat makannya tapi saya ingin mengulas tentang memetik buah rambutan di tempat makan.
Loh apa hubungannya.... tempat makan dan memetik buah rambutan...
Jadi pada salah satu siang agak sore dikit yang lapar, kami berhenti untuk makan. Kebetulan tempat makan tersebut di sampingnya banyak pohon. Ada pohon rambutan yang sedang berbuah dan sangat jelas sekali waktunya panen dan pohon lengkeng yang sedang berbunga.
Tampak rambutannya tidak ada yang memetik padahal sudah terlihat merah semua. Kita - kita nih yang sedang mau makan jadi penasaran. Bisa ga ya kalo kita metik rambutan tersebut. Kalo perlu beli saja, bukan pengen banget rambutannya sih tapi gereget pengen memetiknya.
Saat berdiskusi tersebut itu datanglah salah satu karyawan tempat makan tersebut menghampiri kami menanyakan pesanan. Setelah memesan makanan dan minuman, tanpa malu langsung saja kita - kita bilang:" Mas - mas boleh ga kita memetik rambutannya." Untung saja karyawan tersebut bilang " Boleh silahkan saja."
Tanpa banyak basa basi apalagi meeting bulanan, kami langsung saja menuju pohon - pohon rambutan tersebut dan memetiknya.
Saat meu memetik terlihat sang tuan yang punya rambutan. Kamipun minta ijin kembali, alhamdulillhnya mempersilahkan kami memetiknya. Memang tidak banyak yang akan kami petik, sekedar menghilangkan gereget ingin memetik dan mencicipinya saja. Tau dirilah kita juga ga mungkin bawa karung. wkwkwkwk.....
Setelah memetik dan mencicipi dari beberapa pohon dan tidak lupa kamipun membawa sebagiannya ke meja makan buat cuci mulut. Lumayan gratis. wkwkwk.
Nah itulah kisah kali ini. Tapi saya bingung juga. Entah apa alasannya orang lain harus baca cerita ini. hehehe
Entalah......
Namanya juga catatan bebas aja.
Di daerah Cikande juga jarang rambutan yang berbuah kang, adanya di daerah Walantaka, banyak banget pinggir jalan, tinggal metik saja, kalo pemiliknya datang, tinggal kabur.😂
BalasHapusHahahhaa. Kabur dengan bawa rmbutan sekarung ya mas.
HapusMenyenangkan sekali bisa ambil buah pencuci mulut dari pohonnya. :D Segar banget pasti. :D
BalasHapusNeruntung ini namanya
HapusWahhh rambutannya banyak sekali dan enak enak pasti, ini rambutan yang buahnya tidak lengket di bijinya... Jadi bisa langsung dimakan tanpa harus takut dagingnya nempel di bijinya
BalasHapusIa ini rambutan jenis daging yg g nempel dan rasanya manis jadi enak makannya.
HapusAda 3 jenis waktu kami ptik
lagi musim rambutan di mana mana nih! asik banget ditambah bisa metik sendiri
BalasHapusAsihnyan itu metiknya. Rame makannya enak juga sih haha
Hapustes... tes.. tes..
BalasHapusTes tes percobaan
HapusSetelah memetik buahnya jangan lupa bagi bagi ke tetangga mas,
BalasHapusBiar sedekah buah tetap di terima lhoo
Malu juga mas kalo ngambilnya banyak. Tau diri juga kita
HapusPaling sebel pas manjat pohon rambutan tuh suka banyak semut hihihi....Pake galah bisa sih cuma lebih asyik kalo ambil sendiri..syukur2 buahnya turun di ranting yg landai 😁😁
BalasHapus