Disuatu negeri yang disebut negeri Konohaa hiduplah seorang raja dan seorang anak gagah perkasa. Kebetulan meskipun dipimpin seorang raja, namun negeri ini adalah negeri demokrasi dimana rajanya bisa berganti sesuai dengan pilihan rakyatnya. Setiap 5 tahun sekali jabatan raja harus dipertaruhkan dan hanya boleh menjadi raja 2 kali 5 tahun. Jika sudah 2 kali 5 tahun, maka harus rela menyerahkan jabatan raja tersebut kepada orang lain sesuai dengan pilihan rakyatknya itupun jika aturan negeri Konohaa tersebut tidak ada yang merubahnya.
Singkat kata setelah sang raja menjabat 2 kali 5 tahun ada keinginan menjabat menjadi raja kembali, namun sang anak berkata "ayahku tercinta sebaiknya ayahanda menikmati masa - masa ini bersama cucunya yang mungil - mungil, bersantai di Istana karena disana ada kursi kayu berlapiskan bantal empuk yang selama ini terbengkalai belum terurus". Sang rajapun berpikir sejenak dengan harapan yang masih sama, siapa tahu masih bisa menambah jabatan sebagai raja. Sang raja kemudian berkata "Ada betulnya anaku namun ayah ingin tahu sejenak suara rakyat." Sang rajapun beranjak dan berusaha menanyakan kepada orang - orang kepercayaannya kira - kira rakyatnya marah atau tidak jika dia melanjutkan kekusaannya. Tidak begitu lama para utusan raja membuat sebuat berita dihalaman surat kabar kerajaan dan non kerajaan tentang kabar burung lanjut atau tidaknya raja menjabat. Waw ternyata mayoritas pejabat dan rakyat tidak suka. Sang utusanpun kembali kepada raja dan memberikan informasi jika masyarakat tidak suka dengan ide melanjutkan menjadi raja.
Langitpun saat itu terasa seperti mendung seolah - olah akan turun hujan yang sangat lebat, udara berhembus dari sela - sela pepohonan disamping istana yang kemudian angin mengenai ramput sang raja sehingga rambut raja sedik bergoyang dan secara sepontan tangan kanan raja merapihkan kembali rambutnya yang tertiup angin. Sang raja menarik napas cukup dalam sambil menatap awal yang hitam dan kemudian berkata tanpa tau arahnya kepada siapa raja berkata pelan:"Baiklah jika begitu, maka mohon maaf anaku kali ini hanya enggkaulah yang bisa meneruskan kerajaan ini apapun caranya."
Malampun tiba sang raja memanggil anaknya ke ruang makan istana kerajaan. Tentu saja untuk makan malam bersama. Makan malampun dimulai dan tidak beberapa lama makanan dimejapun habis. Ayam panggang, ikan bakar, biasalah menu lalapan khas istana.
Selang beres makan utama sambil makan makanan penutup sanga raja berkata pada anaknya :
"Anaku tampaknya suka atau tidak suka hanya kamu yang bisa melanjutkan kerajaan ini."
"Tapi ayah?!" sang anak menimpali
"Tunggu dulu anaku ayah tahu umur bukan masalahnya. Tenang dulu, itu bukan hal yang sulit anaku." Jawab raja.
"Ayah jangan main - main dengan aturan yang ada." Jawab sang anak raja
"Lebih baik saya seperti saat ini saja daripda saya menjadi raja dengan cara yang curang, biarlah saya menjadi raja jika memang sudah pantas menjadi raja ayah. Saya tidak mau cara - cara sepeeti itu." Tambah anaknya
"Anaku jika engkau tidak menjadi raja, banyak investasi yang akan terhenti. Investor menganggap tidak ada jaminan keberlangsungan ketika raja berganti, bahkan banyak diluar sana yang ingin menjadi raja dangan cara mereka sendiri. Harapan ayah jika kamu anaku yang jadi raja bisa memberikan jaminan akan belaku hal yang sama kepada investor, paling tidak anaku sayang kamu akan menolong ayah." Jelas sanga raja apada anaknya.
Anaknya menjawab:" Ayahku apa yang diperlukan negeri ini belum tentu apa yang dimau investor - investor itu. Biarlah rakyat yang menentukan, jika memang investor itu akan pergi biarlah pergi. Ini brarti negeri ini belum memerlukan apa yang dimau oleh investor. Biarlah negeri ini dibangun oleh raykatnya sendiri, mereka menentukan apa yang mereka perlukan dan tugas kita dikerajaan ini membantu mewujudkan keinginan - keingan rakyat ini.
"Ayahku, biarlah para calo - calon raja itu memaparkan dengan baik apa yang akan mereka bawa kita jangan ikut campur biarkan rakyat yang memahami dan memilih. Saya yakin rakyat menginginkan ayah menjadi penasehat bagi mereka karena pengalaman ayah." Tabah sang anak.
"Ayah saya tidak mau menjadi raja dengan cara curang, saya akan jadi raja pada saat saya pantas menjadi raja dan pantas untuk memimpin rakyat ini." Tambahnya lagi
"Ayah jangan kotori apa - apa yang sudah berjalan dengan baik selama ayah menjadi raja dengan tangan ayah sendiri, ayah jangan sampai menjadi pengotor pada jalannya kerajaan ini diakhir jabaran raja ayah, jadilah ayah menjadi raja yang legenda dengan kebaikan - kebaikan selama ini yang sudah berjalan. Cukuplah ayah nanti menjadi penasihat saja ayah." Sang anak raja menegaskan kembali
"Saya mohon ayah, demi sayang saya kepadamu ayah ayah jangan lakukan hal - hal yang curang ayah": Tambah lagi dari sang anak
Posting Komentar untuk "Seorang Anak Raja Yang Sangat Bijak"