Salahkan Luda ? Tapi Ini Bukan Tentang Agus

Kali ini saya ingin meneruskan kisa Adul dan Luda dalam kisa fiksi tempo hari. Memang tidak ada hubungannya Luda kali ini dangan Luda sebelumnya, saya hanya mengambil namanya saja mudah - mudahan penuh manfaat. Kali ini Luda dihadapkan pada kondisi yang membingungkan sekali Luda sangat terjepit kondisinya. Bisa banyak orang yang menghakiminya dan mungkin akan menjauhinya. 

Ok kita mulai kisahnya. Pada suatu tempat yang namanya bisa disebut dengan rumah hiduplah Luda dan di rumah yang berbeda namun dengan jarak yang tidak jauh, hidup pula seseorang orang yang sudah tua katakan saja Mama Luda. Beriringan waktu berjalan Luda dan Mama Luda memang kehidupannya kurang harmonis. Berbagai macam kisah sudah terukir dalam buku catatan malaikat antara Luda dan Mama Luda.

Saat ini Luda tidak mau lama - lama berada bersama Mama Luda. Bukan kenapa - kenapa karena saat berada bersama pasti kena omel. Entah apapun alasannya yang jelas kena omel saja. Ketika Luda ketemu atau dekat dengan Tante Luda, Luda pun bisa kena semprot Mama Luda dengan berbagai alasan. Seperti baik banget sama tante eh sama mama engga. Tante ditemani mama engga dan lain - lain.
Hal sepele memang namun jika terdengar terus seperti itu perasaan dan pikiran Luda Stress. 

Bergitulah terjepitnya Luda, jika berkunjung kena omel jika tidak berkunjung kena semprot tetangga. Kemama ko ga pernah berkunjung, ga pernah nemani dan lain - lain. 
Luda benar - benar tertekan pada kondisi ini karena masyarakat sekitar pasti menilai Luda yang tidak jelas karena jarang lama - lama jika berkunjung. Padahal sebetulnya jika lama - lama berada bersama bakalan banyak yang di omongin atau di sampaikan terlebih disampaikan dengan nada marah sehingga mempengaruhi mental Luda. Seperti salah satu contoh serita diatas tadi dengan tante Luda. 
Hal lain yang terkadang yang membuat Luda ga enak hati bersama mama Luda jika bareng lama - lama adalah terkadang mendengar namanya disepelakan sementara orang lain dibanggakan dihadapan orang banyak atau dihapan cucunya sendiri. "Mamamu tuh cu dulu tuh susah belajarnya jangan ditiru ya, tuh liat ibu itu pinter bener hebat."
Memang sepele, sekali dua kali tidak masalah. Namun ketika terus mendengar seperti itu mental Luda kena.

Sehingga Luda berkesimpulan tidak perlu lama bahkan jarang saja ditemui demi kesehatan mentalnya. Meskipun orang akan mengira jelak kepadanya tapi Luda tetap  memilih kesehatan mentalnya. Jika ada yang bertanya akan dijawab sesuai pertanyaan dan  jika tidak ada yang bertanya dan hanya menghakimi ya sudahah biarkan saja Alloh Maha Tahu.

Dengan demikian salahkah Luda?



Posting Komentar untuk "Salahkan Luda ? Tapi Ini Bukan Tentang Agus"